Kamis, 14 September 2017

Pengendalian ( OPT )

ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN (OPT)

Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) adalah organisme yang dapat menyebabkan penurunan potensi hasil secara langsung karena menimbulkan kerusakan fisik, gangguan fisiologi dan biokimia, atau kompetisi hara terhadap tanaman budidaya. Hal ini mengakibatkan perlunya penanggulangan akan adanya serangan OPT karena perkembangan serangan OPT yang tidak dapat dikendalikan, akan berdampak kepada timbulnya masalah-masalah lain yang bersifat sosial, ekonomi, dan ekologi.
Organisme Pangganggu Tanaman terdiri dari tiga kelompok pengganggu yaitu hama (binatang Vertebrata dan Invertebrata), penyakit (Mikoplasma, Virus, Jamur, Bakteri) dan gulma (rumput-rumputan dan gulma berdaun lebar). OPT tersebut sangat besar peranannya di bidang pertanian karena sebagai pengganggu tanaman mereka mampu membuat luka tanaman, luka menyebabkan kerusakan tanaman, selanjutnya kerusakan tanaman akan berdampak pada penurunan angka hasil dan mutu hasil produksi tanaman. Akhirnya penurunan angka hasil dan mutu hasil tersebut akan berdampak pada kerugian.
Gangguan hama lebih banyak bersifat mekanik yang prosesnya tidak berkesinambungan, gangguan penyakit lebih bersifat gangguan fisiologis tanaman yang sifatnya berkesinambungan dan gangguan gulma lebih bersifat persaingan baik unsur hara maupun cahaya.
Dalam rangka mencukupi kebutuhan hidup manusia akan pangan dan sandang, maka setiap usaha budidaya pertanian mutlak perlu dilakukan perlindungan tanaman terhadap OPT. Menghadapi era globalisasi dan perdagangan bebas serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat orang sadar akan keamanan pangan dan lingkungan. Untuk mengantisipasi hal tersebut maka peran perlindungan tanaman menjadi semakin peting, utamanya perlindungan tanaman yang sifatnya ramah lingkungan dan tidak menimbulkan dampak residu pestisida.

Beberapa contoh kerugian tanaman yang disebabkan oleh gangguan OPT :

1. Penyakit pada kentang yang disebabkan oleh jamur Phytophtora infestans telah melanda di Irlandia pada tahun 1845, mengakibatkan bencana mati kelaparan bagi satu juta orang dan kurang lebih satu setengah juta penduduk yang hanya 8 juta orang.
2. Di Benggala India pada tahun 1942 terjadi kerusakan padi karena jamur Helminthosporium oryzae yang menyebabkan kerugian 50 – 90 % dan berakibat terjadinya kelaparan.
3. Penyakit habang virus (Indonesia) atau penyakit merah (Malaysia) atau penyakit tungro (Filipina) atau penyakit yellow orange leaf (Thailand) pernah dapat merusak padi seluas 10.000 sampai 660.000 hektar di negara-negara Asia Tenggara tersebut.
4. Ledakan populasi hama wereng coklat batang padi Nilaparvata lugens di Indonesia pada tahun 1975-1976 mampu merusak pertanaman padi hingga ratusan ribu hektar dinyatakan puso.
5. Hama babi hutan merupakan gangguan utama tanaman pertanian di daerah pemukiman transmigrasi baik di Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi dimana kerusakan yang ditimbulkan mencapai ribuan hektar.
6. Ratusan bahkan ribuan hektar tanaman tebu di Lampung, Sumatera, sering dirusak oleh kawanan gajah hutan mengakibatkan kerugian yang sangat besar.

Contoh kerugian yang sukar dinilai dengan uang adalah :

1. Matinya serangga berguna yang berperan sebagai parasitoid, predator maupun patogen serangga.
2. Matinya serangga-serangga penyerbuk, penghasil madu, penghasil shellak dan serangga pemakan gulma.
3. Matinya binatang liar seperti ular (pemangsa tikus), burung dan ikan.
4. Gangguan kesehatan bagi penyemprot pestisida , utamanya gangguan pada syaraf dan timbulnya penyakit kanker.
5. Rusaknya lingkungan dan terjadinya pencemaran lingkungan.
6. Adanya residu pestisida yang berada pada hasil tanaman, dalam tanah, lingkungan air bahkan di udara.
Contoh-contoh di atas sebagai dampak dari perlindungan tanaman yang hanya mengandalkan pada satu taktik saja yaitu pestisida, yang digunakan secara berlebihan dan terus menerus.

Terdapat beberapa taktik pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT) pada tanaman perkebunan yang dapat diterapkan dilapangan, yaitu sebagai berikut :

1. Pengendalian Hayati (Musuh Alami)

pengendalian hayati ialah pengaturan populasi kepadatan organisme oleh musuh-musuh alamnya, hingga tingkat kepadatan rata-rata organisme tersebut lebih rendah dibandingkan dengan yang tidak diatur oleh musuh-musuh alamnya. Dari segi kepentingan manusia musuh-musuh alam tersebut dimanfaatkan sebagai pengendali hama agar fluktuasi kepadatan rata-rata populasi hama tanaman selalu rendah. Dengan demikian hama tersebut tidak mendatangkan kerugian. Musuh-musuh alam (musuh alami) tersebut dapat digolongkan sebagai berikut:

• Predator;
• Parasitoid;
• Patogen serangga (jamur, bakteri, virus, nematoda); dan
• Vertebrata (mamalia, burung, amphibia, ikan).

2. Pengendalian Secara Genetik

Ada kemungkinan untuk merubah komponen-komponen genetik populasi hama atau mekanisme pewarisannya yang lain dengan tujuan untuk mengendalikan hama tersebut. Metoda pengendalian secara genetik yang dibicarakan disini ialah :
• Teknik jantan mandul dengan radiasi; dan
• Zat kimia pemandul.

3. Mekanik

Pengendalian secara mekanik ialah menggunakan berbagai alat/bahan untuk membinasakan hama, termasuk menggunakan tangan kita untuk mengambil atau menangkap hama sebagai berikut :
• Membinasakan dengan tangan, alat;
• Memagari tanaman dengan pagar;
• Menangkap dengan alat pengisap; dan
• Menggunakan alat perangkap.

4. Fisik

Pengendalian secara fisik ialah memanfaatkan faktor-faktor fisik untuk membinasakan atau menekan perkembangan populasi hama, antara lain dengan :
• Suhu panas, dingin;
• Suara;
• Kelembapan;
• Energi, perangkap cahaya, pengaturan cahaya.

5. Mengusahakan Pertumbuhan Tanaman Sehat

Tanaman sehat adalah tanaman yang terlihat segar, tumbuh normal menurut kriteria pertumbuhan yang telah diketahui. Dimulai dengan menilai kesehatan benih. Tanda-tanda benih sehat ialah benih harus bersih, terlihat bernas, tidak berkeriput, tidak ada gejala-gejala berpenyakit, presentase tumbuhnya (kecambah) hampir 100%. Demikian juga kecepatan pertumbuhan benih tersebut harus memenuhi kriteria yang telah ditentukan. Benih yang sehat akan menghasilkan tanaman yang sehat pula. Pertumbuhan tanaman sehat pada umumnya menjadi lebih tahan terhadap serangan OPT. Bagaimana caranya mengusahakan pertumbuhan tanaman sehat. Usaha yang dilakukan mencakup berbagai aspek kultur teknik seperti :
• Pengaturan pola tanam;
• Pergiliran tanaman;
• Sanitasi;
• Pemangkasan;
• Waktu tanam;
• Pemupukan; dan
• Pengelolaan tanah dan pengairan.

6. Varietas Tahan

Varietas tahan ialah varietas-varietas yang memang tahan terhadap serangan hama-hama tertentu. Daya tahannya itu diwariskan kepada keturunan-keturunannya, jadi daya tahan yang diwariskan secara genetik. Mekanisme ketahanan varietas dapat digolongkan sebagai berikut :
• Non-preferensi;
• Antibiosis; dan
• Toleransi tanaman

7. Senyawa-Senyawa Kimia Semio (Semiochemicals)

Banyak kemajuan yang telah dicapai dalam mengidentifikasi dan menetapkan fungsi berbagai senyawa kimia yang dikeluarkan oleh serangga yang mutlak penting dalam kehidupannya. Beberapa diantara senyawa kimia semio ini adalah feromon-feromon dan senayawa-senyawa kimia alelo (“allelochemicals”). Mekanisme kerjanya ialah merubah mengubah perilaku serangga, tetapi tidak mematikannya. Sepanjang diketahui efek racunnya terhadap kehidupan hewan dan tanaman sangat sedikit atau tidak sama sekali.

8. Pestisida

Pestisida ialah zat-zat kimia untuk membunuh hama. Jadi pestisida adalah racun. Namun masih terjadi perdebatan apakah berbagai produk kimia yang non-letal seperti pengatur tumbuh, feromon dan sebagainyta, juga termasuk pestisida. Penggolongan pestisida menurut golongan hama yang diberantasnya, efek terhadap hama, formulasi, toksisitas, penyimpanan, transpor dan teknik memusnahkan, serta alat-alat dan teknik aplikasi dan pengelolaan pestisida.
• Insektisida;
• Fungisida;
• Bakterisioda;
• Molusida
• Akarisida; dan
• Herbisida.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar