Kamis, 14 September 2017

Membuat pupuk organik cair ( poc )

Pupuk Organik Cair, Kandungan dan Cara Pembuatannya

kabartani.com

Proses pemupukan menjadi bagian penting dalam perkembangbiakan tanaman dan meningkatkan produktivitasnya. Mungkin kamu pernah mendengar bahwa pupuk kimia yang banyak beredar di kalangan para petani telah memberikan nutrisi lebih tapi dibalik itu semua ternyata ada efek buruk terutama pada kesuburan dan kualitas tanaman.

Berbeda ketika kamu memberikan pupuk jenis organik, meski kandungan unsur haranya tidak banyak namun memiliki kelengkapan dari berbagai nutrisi untuk keperluan tanaman. Jadi, salah adanya bila sebagian petani menganggap kalo pupuk organik tidak kurang efektif. Apalagi jenis Pupuk Organik Cair yang memang banyak terkandung zat – zat alami sehingga mampu menyediakan kecukupan nutrisi bagi tanaman.

Disisi lain, POC (pupuk organik cair) juga berperan aktif dalam mengurangi ikatan mineral pada tanah dan tentunya akan mudah diserap oleh tanaman.

Kandungan Pupuk Organik Cair

Sebenarnya kamu bisa memanipulasi kandungan pada POC dengan tujuan memberikan harapan yang sesuai keinginan. Misalnya saja, bila memiliki perkebunan buah – buahan dan ingin menutrisi buahnya maka gunakan pupuk tersebut dibarengi campuran bahan baku yang kaya akan kandungan fosfor dan kalium seperti penambahan kotoran kerbau, sapi, sekam padi dan dedak.

Selain itu, jika kamu perlu merangsang pertumbuhan tanaman maka gunakan bahan baku tambahan dengan banyak kandungan nitrogen, antara lain dedaunan hijau, jerami, kotoran ungags dan sejenisnya. Jadi prinsip utama dalam hal ini adalah menggunakan bahan baku sesuai tujuan supaya efisien ketika kamu memanfaatkanya.

Sedangkan kandungan secara umumnya ternyata tidak hanya mampu mempertahankan aerasi tetapi juga menguntungkan tanaman terkait ketersediaan oksigen dalam rangka menyukseskan proses fotosintesa tanaman.

Pembuatan Pupuk Organik Cair

jejakpenyuluh.blogspot.com
jejakpenyuluh.blogspot.com

Pada proses pembuatan POC terdapat 2 teknik yang bisa kamu terapkan. Pertama lewat fermentasi bahan – bahan organik dalam kondisi anaerob (tanpa udara). Tentu saja teknik ini membutuhkan organisme hidup sehingga larutan pupuk organik cair tersebut sama sekali tak tampak butiran – butiran (padatan terdispersi) sehingga hasilnya akan lebih stabil tanpa endapan material.

Berbeda pula dengan tekni kedua yaitu dengan melaruktkjan pupuk menjadi setengah cair. Sebagai contoh, kamu dapat menggunakan bahan baku pupuk hijau, pupuk kandang atau pupuk kompos yang kemudian dicampur menjadi satu.

Sebenarnya kalo dilihat secara seksama ciri – cirinya mirip pupuk organik padat hanya saja berwujud cairan. Berdasar sumber, teknik kedua ini dibilang kurang stabil dan mudah sekali mengendap. Oleh karenanya tidak bisa disimpan terlalu lama dan harus segera digunakan dengan cara menyiramkan ke area permukaan tanah. Selengkapnya dapat membaca Cara Membuat Pupuk Organik Cair.

Aplikasi Pupuk Organik Cair

Menjadi catatan penting bahwa pengaplikasian Pupuk Organik Cair tidak boleh sembarangan. Jadi ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Mulai dari kombinasi POC dengan POP, sangatlah penting karena keduanya saling melengkapi.

Kemudian tingkat efisien pemberian akan lebih baik diaplikasikan ke area batang, daun dan bunga. Artinya, pemberian lewat area tersebut dapat memudahkan tanama dalam proses penyerapan nutrisi melalui pori – pori di sekitarnya atau stomata daun.

Selanjutnya, POC juga harus diberikan secara encer agar tidak beresiko terhadap kelebihan nutrisi dengan cara mengencerkanya ke dalam 100 liter air (perbandingan 1:100). Sebagai langkah terakhir, sesuaikan terhadap tujuan masing – masing tanaman.

Bila untuk pertumbuhan daun, berarti semprotkan ke tanaman yang baru bertunas. Bila ditujukan untuk pertumbuhan biji atau buah maka semprotkan langsung ke bagian bunga, daun atau buahnya (interval seminggu sekali).

Sekian dulu pembahasan menarik terkait Pupuk Organik Cair. Jangan lupa pergunakanlah sesuai kebutuhan dan sesuai tujuan pertumbuhan dan perkembangbiakan tanaman. Terima kasih, semoga bermanfaat.

XI ATPH 1

Agribisnis Tanaman Pangan dan hortikultura

Pengendalian ( OPT )

ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN (OPT)

Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) adalah organisme yang dapat menyebabkan penurunan potensi hasil secara langsung karena menimbulkan kerusakan fisik, gangguan fisiologi dan biokimia, atau kompetisi hara terhadap tanaman budidaya. Hal ini mengakibatkan perlunya penanggulangan akan adanya serangan OPT karena perkembangan serangan OPT yang tidak dapat dikendalikan, akan berdampak kepada timbulnya masalah-masalah lain yang bersifat sosial, ekonomi, dan ekologi.
Organisme Pangganggu Tanaman terdiri dari tiga kelompok pengganggu yaitu hama (binatang Vertebrata dan Invertebrata), penyakit (Mikoplasma, Virus, Jamur, Bakteri) dan gulma (rumput-rumputan dan gulma berdaun lebar). OPT tersebut sangat besar peranannya di bidang pertanian karena sebagai pengganggu tanaman mereka mampu membuat luka tanaman, luka menyebabkan kerusakan tanaman, selanjutnya kerusakan tanaman akan berdampak pada penurunan angka hasil dan mutu hasil produksi tanaman. Akhirnya penurunan angka hasil dan mutu hasil tersebut akan berdampak pada kerugian.
Gangguan hama lebih banyak bersifat mekanik yang prosesnya tidak berkesinambungan, gangguan penyakit lebih bersifat gangguan fisiologis tanaman yang sifatnya berkesinambungan dan gangguan gulma lebih bersifat persaingan baik unsur hara maupun cahaya.
Dalam rangka mencukupi kebutuhan hidup manusia akan pangan dan sandang, maka setiap usaha budidaya pertanian mutlak perlu dilakukan perlindungan tanaman terhadap OPT. Menghadapi era globalisasi dan perdagangan bebas serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat orang sadar akan keamanan pangan dan lingkungan. Untuk mengantisipasi hal tersebut maka peran perlindungan tanaman menjadi semakin peting, utamanya perlindungan tanaman yang sifatnya ramah lingkungan dan tidak menimbulkan dampak residu pestisida.

Beberapa contoh kerugian tanaman yang disebabkan oleh gangguan OPT :

1. Penyakit pada kentang yang disebabkan oleh jamur Phytophtora infestans telah melanda di Irlandia pada tahun 1845, mengakibatkan bencana mati kelaparan bagi satu juta orang dan kurang lebih satu setengah juta penduduk yang hanya 8 juta orang.
2. Di Benggala India pada tahun 1942 terjadi kerusakan padi karena jamur Helminthosporium oryzae yang menyebabkan kerugian 50 – 90 % dan berakibat terjadinya kelaparan.
3. Penyakit habang virus (Indonesia) atau penyakit merah (Malaysia) atau penyakit tungro (Filipina) atau penyakit yellow orange leaf (Thailand) pernah dapat merusak padi seluas 10.000 sampai 660.000 hektar di negara-negara Asia Tenggara tersebut.
4. Ledakan populasi hama wereng coklat batang padi Nilaparvata lugens di Indonesia pada tahun 1975-1976 mampu merusak pertanaman padi hingga ratusan ribu hektar dinyatakan puso.
5. Hama babi hutan merupakan gangguan utama tanaman pertanian di daerah pemukiman transmigrasi baik di Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi dimana kerusakan yang ditimbulkan mencapai ribuan hektar.
6. Ratusan bahkan ribuan hektar tanaman tebu di Lampung, Sumatera, sering dirusak oleh kawanan gajah hutan mengakibatkan kerugian yang sangat besar.

Contoh kerugian yang sukar dinilai dengan uang adalah :

1. Matinya serangga berguna yang berperan sebagai parasitoid, predator maupun patogen serangga.
2. Matinya serangga-serangga penyerbuk, penghasil madu, penghasil shellak dan serangga pemakan gulma.
3. Matinya binatang liar seperti ular (pemangsa tikus), burung dan ikan.
4. Gangguan kesehatan bagi penyemprot pestisida , utamanya gangguan pada syaraf dan timbulnya penyakit kanker.
5. Rusaknya lingkungan dan terjadinya pencemaran lingkungan.
6. Adanya residu pestisida yang berada pada hasil tanaman, dalam tanah, lingkungan air bahkan di udara.
Contoh-contoh di atas sebagai dampak dari perlindungan tanaman yang hanya mengandalkan pada satu taktik saja yaitu pestisida, yang digunakan secara berlebihan dan terus menerus.

Terdapat beberapa taktik pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT) pada tanaman perkebunan yang dapat diterapkan dilapangan, yaitu sebagai berikut :

1. Pengendalian Hayati (Musuh Alami)

pengendalian hayati ialah pengaturan populasi kepadatan organisme oleh musuh-musuh alamnya, hingga tingkat kepadatan rata-rata organisme tersebut lebih rendah dibandingkan dengan yang tidak diatur oleh musuh-musuh alamnya. Dari segi kepentingan manusia musuh-musuh alam tersebut dimanfaatkan sebagai pengendali hama agar fluktuasi kepadatan rata-rata populasi hama tanaman selalu rendah. Dengan demikian hama tersebut tidak mendatangkan kerugian. Musuh-musuh alam (musuh alami) tersebut dapat digolongkan sebagai berikut:

• Predator;
• Parasitoid;
• Patogen serangga (jamur, bakteri, virus, nematoda); dan
• Vertebrata (mamalia, burung, amphibia, ikan).

2. Pengendalian Secara Genetik

Ada kemungkinan untuk merubah komponen-komponen genetik populasi hama atau mekanisme pewarisannya yang lain dengan tujuan untuk mengendalikan hama tersebut. Metoda pengendalian secara genetik yang dibicarakan disini ialah :
• Teknik jantan mandul dengan radiasi; dan
• Zat kimia pemandul.

3. Mekanik

Pengendalian secara mekanik ialah menggunakan berbagai alat/bahan untuk membinasakan hama, termasuk menggunakan tangan kita untuk mengambil atau menangkap hama sebagai berikut :
• Membinasakan dengan tangan, alat;
• Memagari tanaman dengan pagar;
• Menangkap dengan alat pengisap; dan
• Menggunakan alat perangkap.

4. Fisik

Pengendalian secara fisik ialah memanfaatkan faktor-faktor fisik untuk membinasakan atau menekan perkembangan populasi hama, antara lain dengan :
• Suhu panas, dingin;
• Suara;
• Kelembapan;
• Energi, perangkap cahaya, pengaturan cahaya.

5. Mengusahakan Pertumbuhan Tanaman Sehat

Tanaman sehat adalah tanaman yang terlihat segar, tumbuh normal menurut kriteria pertumbuhan yang telah diketahui. Dimulai dengan menilai kesehatan benih. Tanda-tanda benih sehat ialah benih harus bersih, terlihat bernas, tidak berkeriput, tidak ada gejala-gejala berpenyakit, presentase tumbuhnya (kecambah) hampir 100%. Demikian juga kecepatan pertumbuhan benih tersebut harus memenuhi kriteria yang telah ditentukan. Benih yang sehat akan menghasilkan tanaman yang sehat pula. Pertumbuhan tanaman sehat pada umumnya menjadi lebih tahan terhadap serangan OPT. Bagaimana caranya mengusahakan pertumbuhan tanaman sehat. Usaha yang dilakukan mencakup berbagai aspek kultur teknik seperti :
• Pengaturan pola tanam;
• Pergiliran tanaman;
• Sanitasi;
• Pemangkasan;
• Waktu tanam;
• Pemupukan; dan
• Pengelolaan tanah dan pengairan.

6. Varietas Tahan

Varietas tahan ialah varietas-varietas yang memang tahan terhadap serangan hama-hama tertentu. Daya tahannya itu diwariskan kepada keturunan-keturunannya, jadi daya tahan yang diwariskan secara genetik. Mekanisme ketahanan varietas dapat digolongkan sebagai berikut :
• Non-preferensi;
• Antibiosis; dan
• Toleransi tanaman

7. Senyawa-Senyawa Kimia Semio (Semiochemicals)

Banyak kemajuan yang telah dicapai dalam mengidentifikasi dan menetapkan fungsi berbagai senyawa kimia yang dikeluarkan oleh serangga yang mutlak penting dalam kehidupannya. Beberapa diantara senyawa kimia semio ini adalah feromon-feromon dan senayawa-senyawa kimia alelo (“allelochemicals”). Mekanisme kerjanya ialah merubah mengubah perilaku serangga, tetapi tidak mematikannya. Sepanjang diketahui efek racunnya terhadap kehidupan hewan dan tanaman sangat sedikit atau tidak sama sekali.

8. Pestisida

Pestisida ialah zat-zat kimia untuk membunuh hama. Jadi pestisida adalah racun. Namun masih terjadi perdebatan apakah berbagai produk kimia yang non-letal seperti pengatur tumbuh, feromon dan sebagainyta, juga termasuk pestisida. Penggolongan pestisida menurut golongan hama yang diberantasnya, efek terhadap hama, formulasi, toksisitas, penyimpanan, transpor dan teknik memusnahkan, serta alat-alat dan teknik aplikasi dan pengelolaan pestisida.
• Insektisida;
• Fungisida;
• Bakterisioda;
• Molusida
• Akarisida; dan
• Herbisida.

7 jenis - jenis irigasi mengairi


7 Jenis jenis Irigasi dan Fungsinya

Irigasi merupakan salah satu faktor yang amat menentukan suksesnya pertanian sebab tanpa pengairan yang cukup, sebagian besar tanaman yang menjadi komoditas pertanian tidak akan tumbuh subur dan siap dipanen. Inilah yang barangkali menjadi alasan mengapa dahulu, salah satu butir dalam politik etis Belanda adalah irigasi sebab Indonesia sebagai negara agraris begitu membutuhkan irigasi yang cukup untuk menunjang pertanian.
Irigasi memegang peran sangat penting sebab tanaman yang membutuhkan pengairan cukup tidak hanya membutuhkan supply air pada awal penanaman atau masa-masa tertentu saja, akan tetapi pada seluruh periode.

Beragamnya sistem irigasi yang dimiliki petani Indonesia merupakan suatu keniscayaan mengingat sejarah panjang irigasi serta beragamnya model tanah yang menjadi lahan pertanian.

Secara lebih rinci, berikut adalah penjelasan dari beberapa di antara jenis jenis irigasi :

1. Irigasi Permukaan

Irigasi macam ini umumnya dianggap sebagai irigasi paling kuno di Indonesia. Tekniknya adalah dengan mengambil air dari sumbernya, biasanya sungai, menggunakan bangunan berupa bendungan atau pengambilan bebas. Air kemudian disalurkan ke lahan pertanian menggunakan pipa atau selang memanfaatkan daya gravitasi, sehingga tanah yang lebih tinggi akan terlebih dahulu mendapat asupan air. Penyaluran air yang demikian terjadi secara teratur dalam ‘jadwal’ dan volume yang telah ditentukan.

 2. Irigasi Bawah Permukaan

Seperti namanya, jenis irigasi ini menerapkan sistem pengairan bawah pada lapisan tanah untuk meresapkan air ke dalam tanah di bawah daerah akar menggunakan pipa bawah tanah atau saluran terbuka. Digerakkan oleh gaya kapiler, lengas tanah berpindah menuju daerah akar sehingga dapat dimanfaatkan oleh tanaman. Dengan demikian, irigasi jenis ini menyasar bagian akar dengan memberinya asupan nutrisi sehingga dapat disalurkan ke bagian lain tumbuhan dan dapat memaksimalkan fungsi akar menopang tumbuhan.

 3. Irigasi dengan Pancaran

Dibanding dua irigasi sebelumnya, irigasi ini terbilang lebih modern karena memang baru dikembangkan belakangan. Caranya adalah dengan menyalurkan air dari sumbernya ke daerah sasaran menggunakan pipa. Di lahan yang menjadi sasaran, ujung pipa disumbat menggunakan tekanan khusus dari alat pencurah sehingga muncul pancaran air layaknya hujan yang pertama kali membasahi bagian atas tumbuhan kemudian bagian bawah dan barulah bagian di dalam tanah.

4. Irigasi Pompa Air

Irigasi ini menggunakan tenaga mesin untuk mengalirkan berbagai jenis jenis air dari sumber air, biasanya sumur, ke lahan pertanian menggunakan pipa atau saluran. Jika sumber air yang digunakan dalam jenis ini bisa diandalkan, artinya tidak surut pada musim kemarau, maka kebutuhan air pada musim kemarau bisa di-backup dengan jenis irigasi ini.

5. Irigasi Lokal

Irigasi lokal melakukan kerja distribusi air menggunakan pipanisasi atau pipa yang dipasang di suatu area tertentu sehingga air hanya akan mengalir di area tersebut saja. Seperti halnya jenis irigasi permukaan, irigasi lokal menggunakan prinsip gravitasi sehingga lahan yang lebih tinggi terlebih dahulu mendapat air.

 6. Irigasi dengan Ember atau Timba

Irigasi jenis ini dilakukan dengan tenaga manusia, yakni para petani yang mengairi lahannya dengan menggunakan ember atau timba. Mereka mengangkut air dari sumber air dengan ember atau timba kemudian menyiramnya secara manual pada lahan pertanian yang mereka tanami. Seperti yang bisa dibayangkan, jenis ini kurang efektif karena memakan banyak tenaga serta menghabiskan waktu yang lama. Namun demikian, jenis yang demikian masih menjadi pilihan sebagian petani utamanya petani di pedesaan yang tidak memiliki cukup modal untuk membeli pompa air atau alat irigasi yang lebih efektif.

7. Irigasi Tetes

Jenis irigasi tetes menjalankan tugas distribusi air ke lahan pertanian menggunakan selang atau pipa yang berlubang dan diatur dengan tekanan tertentu. Dengan pengaturan yang demikian, air akan muncul dari pipa berbentuk tetesan dan langsung pada bagian akar tanaman. Teknik yang demikian dimaksudkan agar air langsung menuju ke akar sehingga tidak perlu membasahi lahan dan mencegah terbuangnya air karena penguapan yang berlebih. Kelebihan irigasi jenis ini di antaranya adalah efisiensi dan penghematan air, menghindari akibat penguapan dan inflitrasi serta sangat cocok untuk tanaman di masa-masa awal pertumbuhannya karena dapat memaksimalkan fungsi hara bagi tanaman. Selain itu, jenis ini juga mempercepat proses penyesuaian bibit dengan tanah sehingga dapat menyuburkan tanaman dan menunjang keberhasilan proses penanamannya.

Sponsors Link

Fungsi Irigasi

Sementara itu di Indonesia sendiri, memiliki pembagian musim seperti musim kemarau dan musim penghujan memiliki jatah yang sama sehingga ketika musim kemarau tiba, utamanya kemarau panjang, curah air hujan akan rendah bahkan tidak ada sama sekali dan di sinilah irigasi memainkan peranannya. Ini juga terjadi pada pada daerah-daerah dengan resapan air yang rendah sehingga pada musim kemarau, sangat jarang ditemukan sumber air yang dapat mencukupi kebutuhan pertanian setempat.

Secara lebih terperinci, berikut adalah fungsi irigasi terhadap pertanian :

Sebagai simpanan supply air jika suatu saat terjadi kekeringan akibat kemarau panjang sehingga tanaman pertanian bisa tetap ditanam dan dipanen. Irigasi di sini sekaligus juga mengatur ‘jadwal’ dan ‘porsi’ pembasahan tanah sehingga dalam musim apapun, lahan pertanian bisa dialiri air dan tanaman bisa tumbuh Memenuhi kebutuhan air pada tanaman pertanianMengalirkan air yang memuat zat lumpur serta zat hara penyubur tanaman untuk menyuburkan tanah yang menjadi lahan pertanian sehingga tanah siap ditanami dan menghasilkan tumbuhan yang juga subur dan baik.Mengalirkan air yang akan berfungsi mengendapkan kotoran atau limbah di dalam tanah ke dalam lapisan bawah (saluran drainase) sehingga tidak mengganggu proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman dan menghindari terjadinya erosi tanah. Kotoran atau limbah tersebut akan mengalami proses penjernihan baik secara alamiah atau teknis.Mengendapkan zat-zat garam dari permukaan tanah ke tanah lapisan bawah sehingga di permukaan, kadar garam akan menurun. Menurunnya kadar garam ini adalah salah satu faktor yang mendukung suksesnya pertanian.Menyiapkan tanah untuk mengalami proses pengolahan dengan terlebih dahulu melunakkannya. Lunaknya tanah akan mempermudah proses pengolahan karena tanah yang keras akan sulit diolah semisal dicangkul atau dibajak.Meninggikan tanah yang posisinya rendah. Lumpur yang terkandung dalam air irigasi dapat memungkinkan hal ini terjadi sehingga sehingga tanah yang potensial untuk pertanian dapat digunakan lebih maksimal Menurunkan suhu dalam tanah sehingga kondusif untuk pertanianMengurangi kemungkinan kerusakan tanah yang diakibatkan oleh frost

Manfaat Irigasi

Begitu banyak manfaat irigasi yang memberikan manfaat bagi kehidupan makhluk hidup yang hidup di bumi yang akan memberikan keuntungan bagi makhluk hidup terutama pada para petani.

Berikut adalah penjelasan mengenai manfaat dari beberapa jenis jenis irigasi :

a. Manfaat irigasi permukaan 

Jenis irigasi ini menyebarkan air ke permukaan tanah hingga meresap ke bagian pori-pori tanah sehingga kebutuhan nutrisi tumbuhan dapat tercukupi. Dalam praktinya ia menggunakan susunan jaringan sehingga ada jaringan primer, sekunder dan tersier. Saluran primer adalah saluran yang pertama kali mendapatkan air, biasanya terletak di daratah yang lebih tinggi kemudian dialirkan ke saluran-saluran sekunder yang nantinya akan meneruskan aliran air ke saluran tersier.

Adapun jenis tumbuhan yang menggunakan sistem ini di antarnya adalah palawija karena memang membutuhkan asupan air yang banyak. Sementara itu, keuntungan menggunakan irigasi jenis ini adalah, selain investasi dan modal yang relatif kecil adalah kesesuaian untuk diterapkan untuk semua jenis lahan, meresapnya air hingga ke tanah bagian bawah sehingga bisa digunakan dengan baik dan efektif serta efisensi pemakaian air yang tergolong tinggi.

Sponsors Link

b.  Manfaat irigasi dengan pancaran

Selain untuk mengalirkan air, irigasi dengan pancaran juga digunakan untuk menyebarkan pupuk karena dianggap lebih praktis, efektif dan cepat. Ia juga dipakai untuk mengurangi erosi angin dan mencegah pembekuan. Umumnya, jenis irigasi yang satu ini cocok dipakai untuk daerah yang memiliki tanah dangkal dengan topografi yang kurang atau tidak teratur. Daerah lain yang sangat cocok menggunakan jenis irigasi ini adalah wilayah berlereng karena dapat mengatasi masalah erosi sehingga kesuburan tanah tidak akan terkurangi. Sedikitnya, ada dua macam irigasi jenis ini, yakni jenis dengan alat pencurah yang tetap dan alat pencurah yang bisa dipindah-pindah. Sementara itu berdasarkan luas dan kapastias lahan yang dialiri serta keadaan topografi, jenis ini memiliki tiga macam, yakni farm system, incomplete farm system dan field system. Meski memiliki fungsi lain di luar irigasi, teknik semacam ini membutuhkan modal dan investasi yang cukup tinggi sehingga masih menjadi barang mahal bagi banyak orang.

c. Manfaat irigasi tetes

Beberapa jenis irigasi yang disebutkan di atas cukup menunjukkan bahwa perbedaan lahan, jenis tanaman juga ketersediaan modal sangat menentukan jenis irigasi apa yang akan dipilih para petani untuk mengairi lahannya. Namun demikian, pada juga sebagian petani yang diuntungkan dengan letak lahan pertanian yang ia miliki. Ini terjadi misalnya jika sawah yang dimiliki dekat dengan bendungan air sehingga pemilik tanah sekitar tidak perlu kewalahan dan kebingungan menciptakan sistem irigasi untuk mengairi lahannya. Tak heran, sawah-sawah di dekat bendungan atau sumber air biasanya tetap ditanami dalam musim apapun dan menghasilkan tanaman yang baik dan subur karena persediaan air tidak perlu dikhawatirkan. Ini pula yang menjadi alasan mengapa lahan-lahan pertanian di sekitar bendungan atau sumber air dijual dengan harga yang cukup tinggi. (baca : cara mencegah erosi tanah)

Untuk meng-handle perairan yang dibutuhkan lahan pertanian, sistem irigasi ternyata juga mencerminkan peradaban suatu bangsa. Ini bisa dilihat dari catatan sejarah yang menunjukkan bahwa kebudayaan dan peradaban besar biasanya muncul tak jauh dari sumber air yang dikelola dengan baik dan menghasilkan sistem irigasi yang baik pula.Kreasi-kreasi yang diciptakan untuk sistem irigasi ternyata juga memiliki fungsi lain, semisal bendungan air yang memiliki fungsi lain sebagai pembangkit listrik. Irigasi yang tertata dengan baik juga menjadi solusi atas problem kekurangan pangan lokal yang tak jarang menimpa banyak negara.Sistem irigasi yang diatur dan berfungsi dengan baik juga berbanding lurus dengan kesehatan masyakarat secara umum maupun kesejahterannya.Tanaman yang dihasilkan dari lahan subur dan bebas hama penyakit sangat penting dalam menunjang kesehatan masyarakat dan menjauhkan mereka dari berbagai macam penyakit. Begitu juga, hasil pertanian yang berkualitas dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Ini bahkan juga sangat berperan dalam mendukung program daulat pangan sehingga produksi pangan dalam negeri bisa diandalkan kualitas maupun kuantitasnya minimal untuk konsumsi sendiri sehingga tidak perlu mengimpor bahan pangan dari negara lain


Pegertian tentang mulsa dan tujuan menggunakana mulsa

Mulsa plastik

Pemasangan mulsa plastik menggunakan mesin

Mulsa plastik adalah lembaran plastikpenutup lahan tanaman budi daya yang bertujuan untuk melindungi permukaantanah dari erosi, menjaga kelembaban dan struktur tanah, serta menghambat pertumbuhan gulma.[1] Mulsa plastik termasuk jenis mulsa anorganik karena terbuat dari bahan polietilena berdensitas rendah yang dihasilkan melalui posespolimerisasi etilen dibawah tekanan tinggi.[2]Penggunaan mulsa plastik banyak digunakan pada budi daya tanaman dengan sistem intensifikasi produksi, seperti tanaman hortikultura jenis sayur-sayuran.[2][3]

Jenis

Jenis mulsa plastik umumnya dibedakan berdasarkan warna dan intesitas cahayayang dapat diteruskan, beberapa warna antara lain; bening, putih, perak, hitam, hitam perak, merah dan biru.[2][4][5] Warna mulsa akan menentukan energi radiasi matahariyang diterima dan berdampak pada suhu lapisan olah tanah, selain itu cahaya yang dipantulkan permukaan mulsa berpengaruh kepada kondisi lingkungan sekitar tanaman.[2]

Keuntungan

Penggunaan mulsa plastik memiliki beberapa keuntungan jika dibandingkan dengan jenis mulsa lainnya, keuntungan tersebut antara lain:[2]

Produksi lebih tinggi, peningkatan suhu tanah akan memacu pertumbuhan tanaman serta mempercepat masa panen, dari hasil penelitian masa panen lebih cepat 7-14 hari.[2]Mengurangi evaporasi, dengan tertutupnya tanah dengan mulsa plastik kehilangan air akibat evaporasi akan berkurang, selain itu pada penggunaan irigasi tetes pada lahan dengan mulsa plastik akan menjaga kelembaban tanah serta meningkatkan kebutuhan air bagi tanaman.[2] Penggunaan air lebih efisien karena dapat mengurangi penggunaan air sampai dengan 45% dibandingkan dengan irigasi penyemprotan.[2]Penanganan gulma lebih rendah, mulsa plastik hitam dan hitam perak akan mengurangi intensitas cahaya ke permukaan tanah sehingga gulma cenderung tidak tumbuh. Namun pada penggunaan mulsa bening masih dibutuhkan penyemprotan herbisida untuk mencegah tumbuhnya gulma.[2]Mengurangi kehilangan hara dari pupuk, aliran air permukaan akan tertahan oleh mulsa plastik sehingga unsur hara pupuktidak akan hilang oleh pencucian. Penggunaan mulsa plastik akan menjaga nutrisi bagi tanaman berada pada zona perakaran, sehingga penggunaan nutrisi lebih efisien.[2]

Kekurangan

Penggunaan mulsa plastik jenis bioplastik yang berbahan dasar berasal dari tebu atau glukosa

Penggunaan plastik sebagai bahan utama mulsa plastik memberikan kekurangan dari segi lingkungan serta harga:[2]

Limbah, setelah masa pemakaian habis mulsa plastik akan dibongkar masalah utama dari penggunaan mulsa plastik adalah bahan mulsa yang sulit terurai di alam. [2] Pada awal tahun 1960-an plastik mudah terurai atau bioplastik mulai dikenal sebagai salah satu solusi penanganan sampah plastik. [2]Ongkos produksi awal yang lebih besar, penggunaan mulsa plastik membutuhkan bahan serta alat pemasangan seperti lembaran plastik, pembuat lubang, pengolahan tanah, yang akan meningkatkan ongkos produksi. [2] Pada akhir tahun 1950mekanisasi pemasangan mulsa mulai diterapkan pada tanaman sayur-sayuran untuk meningkatkan produksi. [2]

Senin, 11 September 2017

Panen sawi hidroponik

Cara Menanam Sawi Secara Hidroponik

Sunday, December 20th, 2015 - HidroponikSayuran
Cara Menanam Sawi Putih Secara Hidroponik – Menanam Hidroponik memang asyik apalagi setelah kita panen hasil kebun kita sendiri, ada rasa bangga tersendiri jika menikmati hasil dari berkebun kita. Nah Kali ini TipsBerkebun Ingin share artikel mengenai Cara Menanam Sawi Putih Secara Hidroponik.

Cara menanam sawi dengan cara hidroponik dapat diperbuat dengan berbagai sistem hidroponik dasar yang ada. Tipe sayuran sawi-sawian semacam green pakcoy, white pakcoy, pagoda Serta tipe sayuran daun sawi lainnya umumnya dapat ditanam dengan teknik hidroponik.

Cara Menanam Sawi Secara Hidroponik

Secara umum yang butuh disiapkan merupakan: sistem Serta kit hidroponiknya, Benih, media tanam, air, nutrisi hidroponik, tray semai, pinset, sprayer. Apabila kamu telah menyiapkan semua peralatan tadi langkah selanj tnya merupakan mengawali semai. Untuk sistem hidroponik kamu dapat memakai sistem wick, nft, dft maupun rakit apung alias sistem hidroponik yang ingin kamu gunakan. Untuk pemula / awal biasanya memakai sistem wick alias nft. Sistem sebab lebih mudah Serta juga terjangkau dalam pembuatan sistemnya sedangkan nft memerlukan anggaran yang lebih tak sedikit biasanya untuk membikin kit nya. Apabila kamu mau memakai wick sistem kamu dapat membikin kit hidroponik. Untuk membikin kit semacam diatas kamu butuh menyiapkan, bak / ember untuk menampung nutrisi, kain flanel untuk sumbu,
 netpot, rockwool sebagai media tanam, stereoform untuk menyangga netpot serta tanaman.

Langkah untuk menanam sawi dengan cara hidroponik yaitu:

Siapkan alat serta bahan semacam yang telah kita sebutkan diatas, ambil tray semai, potong rockwool. potongan rockwool tarus di tray semai. taruh 1-2 benih sawi ke rockwool, tetapi sebelum benih ditaruh ke rockwool basahi dulu rockwool dengan air hingga basah. Seusai semua benih ditaruh pada rockwool di tray semai tutup tray semai dengan plastik hitam, alias taruh ditempat gelap. Cek dengan cara berkala biasanya semaian bakal mulai tumbuh 1-2 x 24 jam. Seusai semaian sprout kenal kan dengan sinar matahari, spray pagi sore supaya rockwool tak kekeringan. Seusai sawi berdaun 2-4 alias bekisar 2 minggu semaian sawi dapat kamu pindahkan ke sistem hidroponik. rawat dengan baik cek kondisi nutrisi sesuaikan ph serta juga kepekatan nutrisi hidroponik dalam larutan hidroponik.[tk]